1,800 views

Diri Satu Dimensi Karena Ikatan Cinta

Berawal dari fenomena sinetron Ikatan Cinta, kesadaran akan permainan industri kapitalisme sudah seharusnya dimiliki oleh setiap individu. Para penggemar dan penikmat setia sinetron tersebut harus dapat mengkritisi dan mulai membangun kesadaran terhadap situasi yang saat ini dialami.

–Nikmatul Sa’adah–

Sinetron “Ikatan Cinta” ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta sejak 19 Oktober 2020. Sinetron tersebut sampai saat ini menjadi tontonan dengan rating nomor satu dan berhasil memikat para penikmat setianya. Sinetron ini digadang-gadang sebagai sinetron yang memiliki alur cerita seperti drama Korea, tak ayal jika sinetron tersebut dianggap sebagai sinetron paling fenomenal sepanjang sejarah pertelevisian Indonesia. Berawal dari sinetron Ikatan Cinta ini, banyak masyarakat kita yang tidak mau meninggalkan setiap episodenya. Fenomena di masyarakat yang terjadi karena sinetron Ikatan Cinta ini, seperti warung tutup sementara selama jam tayang Ikatan Cinta, masyarakat membuat syukuran karena pemeran utama tidak jadi bercerai, dan rela membuat layar besar di lapangan hanya untuk menonton sinetron tersebut. Sepanjang yang saya temui, nonton bareng biasa diadakan ketika even pertandingan olahraga, atau zaman dulu ketika layar tancap masih eksis.

Sinetron ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam mengkondusifkan kondisi masyarakat yang kurang lebih dalam satu tahun ini masyarakat menghadapi masa pandemi yang tak kunjung selesai, sehingga sinetron ini dijadikan sebagai sebuah hiburan oleh masyarakat dalam upaya menghilangkan berbagai kecemasan yang selama ini dirasakan. Oleh karenanya, seorang penguasa dalam dunia kapitalisme harus mampu mengiming-imingi dengan berbagai rencana dan permainannya dengan menjadikan semuanya serba rasional di mata masyarakat. Dan, pengaruh tersebut akan menjadi baik jika dampaknya positif. Tanpa sadar, kapitalisme telah membawa masyarakat pada dunia yang serba instan, serba praktis yang kemudian masyarakat akan terus merasakan kemanipulasian tersebut sebagai sebuah kesenangan dan kenikmatan yang harus tetap dirasakan dan harus tetap ada.

Mengupas tentang fenomena sinetron ikatan cinta, Herbert Marcuse merupakan salah satu tokoh yang memiliki peran penting dalam membongkar rekayasa kapitalisme untuk menguasai pikiran secara halus dan menghilangkan dimensi negatif masyarakat. Marcuse adalah salah satu dari generasi pertama Mazhab Frankfurt dengan kritik utamanya mengenai krisis kapitalisme atau praktik kapitalisme dalam masyarakat yang didominasi oleh teknologi. Menurut Marcuse, teknologi merupakan alat yang akan memberikan dampak bagi kehidupan sosial masyarakat. Ketidaksadaran akan permainan industri modern saat ini dapat berakibat pada masyarakat itu sendiri, yakni terjadinya penindasan yang disebabkan oleh kapitalisme, sehingga oleh Marcuse dianggap sebagai masyarakat industri modern. Masyarakat yang lebih mengedepankan keinginan daripada kebutuhannya yang di mana hal tersebut akan mengarahkan masyarakat hanya pada satu tujuan, yakni kapitalisme modern.

Sinetron Ikatan Cinta merupakan bagian dari strategi industri media global dalam membentuk masyarakat berorientasi hidup semu, penuh fantasi berdasarkan tujuan dari pasar kapitalisme dan masyarakat menjadi objek yang secara tidak sadar dikonstruksikan pikirannya secara global mengikuti target pasar kapitalisme.

Manusia sudah seharusnya mampu mendobrak berbagai tekanan-tekanan tersebut untuk mendapatkan kebebasan yang sudah menjadi miliknya. Namun, dalam kenyataannya justru direpresi oleh masyarakat yang mengakibatkan manusia terbius, sehingga pandangannya menjadi “manusia satu dimensi”.

Desublimasi Represif dalam Diri Satu Dimensi karena Ikatan Cinta

Sinetron ini telah berhasil memenuhi keinginan masyarakat dalam mengisi kekosongan yang dirasakan. Menyesuaikan diri dengan sistem kapitalisme, juga turut dirasakan oleh produsen sinetron tersebut. Rating yang bagus akan terus dipertahankan dengan terus menampilkan adegan-adegan atau cerita menarik yang dapat memberikan kepuasan bagi para penonton. Penayangan dengan durasi lama juga pernah dilakukan oleh sinetron ini dengan durasi tiga jam pada malam pergantian tahun 2021 dengan alur cerita sedih dan menarik empati masyarakat. Upaya tersebut dilakukan untuk menaikkan popularitas dan respon positif masyarakat. Semakin populer sebuah sinetron, maka akan semakin banyak iklan televisi yang akan menjadi mesin kembalinya “modal”, karena itu juga merupakan kebahagiaan bagi mereka. Tuntutan efisiensi kapitalisme telah mengendalikan dan membuat produsen sinetron tersebut untuk terus memutar ide dengan menyuguhkan cerita yang berbobot. Masyarakat yang begitu menggemari sinetron ini akan mudah mengimitasi segala sikap dan tampilan yang diperankan oleh para pemainnya. Dialog yang juga memberikan kesan menarik yang diucapkan oleh pemeran utama pria saat ini telah dijadikan meme lucu di media sosial.

Sehingga, segala bentuk kesenangan dan kebahagiaan yang menjadikan psikologis menjadi nyaman yang dihasilkan dari tayangan sinetron tersebut, disebut oleh Marcuse sebagai “desublimasi represif”. Berdasarkan sistem kapitalisme, masyarakat terlibat dalam lanskap komoditas dan upah serta harga dan keuntungan. Akibatnya, masyarakat merasa puas ketika selera dan keinginan diatur serta dikendalikan

Masyarakat yang semakin tidak sadar dengan tipu daya kapitalisme, membuat para artis sinetron semakin eksis dengan kehidupannya. Masyarakat yang latar belakang kehidupannya pas-pasan, rela menghabiskan tenaga, waktu, dan terutama modal dalam memenuhi kepuasannya untuk bertemu atau sekedar memberi hadiah kepada para artis penggemarnya. Kecintaan masyarakat terhadap para pemain merupakan aset dalam menaikkan popularitas sinetron, sehingga memudahkan produsen dalam mendoktrin masyarakat. Untuk mengurangi dampak dari pengaruh kapitalisme industri media melalui sinetron Ikatan Cinta, berdasarkan dari apa yang diutarakan oleh Marcuse, maka perlu adanya masyarakat yang memiliki kesadaran atau pikiran kritis akan setiap hal yang dihadapi dan dialami. Kesadaran tersebut akan menentukan tindakan manusia. Jika tidak kritis akan tetap menjadi manusia berdimensi satu, yakni manusia modern yang hanya akan dikendalikan dan diarahkan pada satu tujuan “kapitalisme”.

Ikatan Cinta: Irasionalitas yang Terlihat Rasional

Ikatan Cinta dengan segala alur cerita yang telah dibuat sedemikian menarik untuk mendapatkan perhatian masyarakat, memiliki kesan yang terlihat rasional yang menimbulkan berbagai macam asumsi tentang kehidupan nyata dengan konsep yang dramatis. Masyarakat terbawa oleh tipu daya kapitalisme, sehingga sinetron tersebut dianggap sebagai sebuah kisah yang dapat dibawa ke dalam dunia nyata.

Paradigma kritis memiliki tujuan dalam mengungkapkan kesadaran palsu yang diperlihatkan oleh dunia kapitalisme dengan melalui sinetron Ikatan Cinta. Dalam pandangan Marcuse mengenai manusia satu dimensi adalah saat ini kebanyakan masyarakat yang telah menikmati adanya perkembangan terutama dalam teknologi, telah menjadi manusia yang berkesadaran sempit. Sinetron Ikatan Cinta telah menggerakkan massa yang telah melahirkan kebiasaan baru pada masyarakat atau melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya, sehingga menonton sinetron tersebut menjadi kebutuhan yang harus dilakukan. Tanpa disadari, perkembangan industri saat ini telah menghapuskan sikap kritis manusia sebagai makhluk sosial, yang disebabkan karena adanya satu penindasan yang terstruktur dan dilanggengkan oleh masyarakat itu sendiri.

Kendatipun demikian, bahwa kapitalisme telah masuk ke dalam alam sadar dan bawah sadar masyarakat dan telah berpijak di dalam setiap lini kehidupan secara kokoh, penentangan akan hal tersebut harus tetap dilakukan sebagai bentuk kontrol sosial untuk menghadapi adanya sistem kapitalisme tersebut. Dan, semua bentuk tipu muslihat kapitalisme tidak bisa kita biarkan begitu saja. Dapat dikatakan bahwa, masyarakat saat ini telah terperangkap dalam dunia industri yang menggiring manusia menjadi tidak “sehat” lagi. Masyarakat yang sulit untuk melepaskan diri dari belenggu produk-produk kapitalisme.

Berawal dari fenomena sinetron Ikatan Cinta, kesadaran akan permainan industri kapitalisme sudah seharusnya dimiliki oleh setiap individu. Para penggemar dan penikmat setia sinetron tersebut harus dapat mengkritisi dan mulai membangun kesadaran terhadap situasi yang saat ini dialami. Jangan sampai terbuai oleh manisnya kapitalisme sehingga merampas habis kebebasan individu sebagai manusia yang sejati. Dan, sudah saatnya kita sebagai para pelaku sosial yang memiliki peran sebagai agen perubahan sosial mampu membangun sikap dan pola berpikir kritis agar tidak terjerat dalam kondisi yang irasional.

(Visited 3 times, 1 visits today)