Diskusi yang sarat akan deskripsi Ke-Indonesia-an dalam perspektif Sosiologi Reflektif ini telah dilaksanakan pada 18 Desember 2020. Sebagai pemateri adalah Muhammad Zuhdi, M.A, akademisi dan pakar sosiologi reflektif dengan didampingi oleh Gigih Wahyu Pratomo, M.A., akademisi dan pakar patologi sosial sebagai host. Tujuan dari diskusi ini ialah untuk mengidentifikasi masyarakat Indonesia secara sosiologis.
Identitas adalah suatu yang melekat dimiliki oleh orang Indonesia. Di mana identitas merupakan refleksi atau cerminan diri kita sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri kita. Kemudian identitas dibagi menjadi tiga, yaitu:
A. Identitas spiritual (agama)
Yakni, identitas terpenting yang dimiliki oleh Indonesia telah terefleksi di sila pertama. Identitas spiritual (agama) menunjukkan salah satu fase keberagaman masyarakat. Fase-fase tersebut dilalui oleh setiap yang beragama. Fase-fase ini ialah fase emosional, fase intelektual, fase spiritual, dan fase sosial.
- Fase emosional, adalah fase yang mana motifasi keberagaman nasional dipengaruhi oleh aspek-aspek emosional. Di mana mudah sekali tersulut emosi, apalagi perbedaan yang sangat mencolok
- Fase spiritual, adalah fase yang mana manusia itu sudah sadar bahwa intelektualnya tidak mampu mengetahui tentang keberagamannya. Karena defenisi dari fase-fase tersebut berbeda-beda di luar. Mengenal kebatinan tetapi belum mengenal agama. Bagus dalam artian di mana perspektif Islam bahwa Islam itu Rahmad.
- Fase intelektual, adalah fase yang mana memposisikan dirinya dengan pengetahuan yang lebih. Masyarakat beragama mulai memiliki pertanyaan-pertanyaan, seperti mengapa orangtua saya kok Islam.
- Fase sosial, adalah fase beragama keberagaman masyarakat.
B. Identitas kultural (kesukuan)
Yakni, identitas kesukuan yang mana Indonesia menyangga ratusan bangsa dengan memiliki budaya, suku, ras, dan bahasa.
C. Identitas nasional (kebangsaan)
Yakni, manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam suatu bangsa dan menjadi ciri khas bangsa tersebut sehingga dapat menjadi pembeda dengan bangsa lain.