Khaerul Umam*
Pendidikan sejatinya akan mengarahkan manusia untuk mengembangkan diri dengan apa yang ada di lingkungannya, sehingga mampu memberdayakan dan meningkatkan nilai lebih bagi pemenuhan kebutuhan dasarnya.
–Khaerul Umam–
Momentum awal tahun Hijriyah yang jatuh pada tanggal 20 Agustus ini, harus kita syukuri sebagai simbol bahwa pernah terjadi sebuah peristiwa besar yang melibatkan sekelompok manusia dengan dipimpin oleh seorang utusan Tuhan (Rosul) yang mampu mengubah tatanan lama yang buruk menjadi kehidupan sosial yang lebih baik. Diawali dengan berpindahnya Nabi dan para sahabat dari Makah ke Madinah yang kita sebut sebagai peristiwa “hijrah”. Dari peristiwa sejarah tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa hijrah sejatinya adalah upaya memperbaiki kondisi kehidupan dari yang semula buruk menjadi baik dan dari yang semula baik menjadi semakin lebih baik.
Namun, tidak jarang kita melihat terjadi reduksi dari pemaknaan hijrah yang dilakukan oleh sebagian saudara-saudara kita saat ini. Hijrah hanya dipahami sebagai upaya pertunjukan praktik ritual di ruang publik atau bergantinya gaya hidup (model berpakaian, model hiburan, tampilan fisik) ke arah yang lebih bersifat simbolik.
Padahal sebagaimana penjelasan di atas, tujuan utama hijrahnya Nabi bersama para sahabat adalah sebagai upaya mengubah tatanan sosial masyarakat yang sebelumnya telah terjadi kapitalisasi kekayaan dan kekuasaan menjadi kesetaraan dan transendensi kepatuhan. Sehingga, daya letup dari gerakan hijah yang dilakukan Nabi menggema ke seantero negeri, bahkan menggoyangkan hampir separuh lebih penduduk bumi.
Oleh karenanya, kita perlu merekonstruksi pemaknaan tentang hijrah, sehingga ia tidak hanya menjadi momentum tahunan yang bersifat simbolik, kering makna, bahkan direduksi menjadi gerakan politik yang hanya menguntungkan segelinitir kelompok. Satu hal yang paling utama dari gerakan hijrah adalah selain semakin kokohnya keimanan kepada Tuhan adalah terbangunnya kesadaran seseorang akan peningkatan pengetahuannya. Jalan memperoleh pengetahuan salah satunya adalah melalui pendidikan.
Berbicara tentang pendidikan, Indonesia adalah salah satu negara besar yang masih memiliki segudang masalah dalam bidang pendidikan. Salah satu masalah tersebut adalah masih banyaknya orang yang memandang bahwa pendidikan hanya sebatas cara untuk mendapatkan selembar ijazah dengan keterangan berbagai nilai dan keahlian di dalamnya. Dengan anggapan tersebut kebanyakan hanya melihat pendidikan sebagai rentetan kegiatan yang denganya ijazah akan diraih, tidak lebih.
Efek yang lebih buruk dari pandangan di atas adalah seseorang akan merasa terbebani dalam melakukan proses pendidikan. Karena dia tidak akan menikmati setiap moment yang ia dapatkan di dalam pendidikan. Ekspresi dari beban tersebut bisa bermacam-macam seperti tidak tertarik mendengarkan penjelasan guru, merasa tidak antusias ketika menerima tugas dari guru, serta tidak akan menemukan kebahagiaan di setiap moment yang ia lewati dalam kesehariannya.
Padahal sejatinya pendidikan adalah nafas kehidupan. Tanpa pendidikan, hidup menjadi tidak memiliki makna. Oleh karenanya, layak bagi kita untuk menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan dalam hidup. Layaknya sebuah makanan di saat kita lapar, pendidikan harus menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan setiap manusia.
Menurut hemat penulis, ada tiga syarat menjadi sebuah masyarakat yang maju dengan peradaban yang tinggi. Pertama, adalah masyarakat yang berpengetahuan. Kedua, masyarakat yang memiliki cita-cita, dan yang ketiga adalah masyarakat yang berusaha menggapai cita-cita tersebut secara bersama-sama. Pengetahuan merupakan esensi dari pendidikan. Dengan pengetahuan, sebuah masyarakat akan mampu memiliki cita-cita besar yang akan digapai bersama-sama. Maka penulis menekankan pentingnya pendidikan bagi sebuah masyarakat yang ingin menggapai kemajuan.
Islam juga sangat menekankan pentingnya berpendidikan, berbagai dalil tentang pentingnya berpendidikan tersebar sedemikian rupa baik yang termaktub dalam al Qur’an juga Hadits. Satu dari ayat al Qur;an tentang pendidikan adalah termaktub dalam QS. Al Mujadalah (58): 11, “Allah akan mengangkat (derajat) orang orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang memiliki pengetahuan dengan beberapa derajat”. Dalam sebuah Hadits, Nabi Muhammad bersabda, “Carilah ilmu walaupun harus ke negeri Cina”. Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan meskipun keberadaannya harus ditempuh di negeri nun jauh di sana.
Tidak sebagai mana dipahami kebanyakan orang-orang yang menganggap pendidikan hanya sebatas usaha memperoleh ijazah, pendidikan adalah upaya menghidupkan potensi kemanusiaan agar dia mampu memberdayakan diri dan memberdayakan segala sumber daya yang ada di lingkunganya.
Sebagai contoh, bagi orang yang tidak mengenyam pendidikan, melihat sebuah singkong, hanya dilihat sebagai benda yang jika dimakan akan membuat kenyang. Namun, bagi mereka yang berpendidikan akan melihat sebuah singkong tidak hanya sebatas itu, tetapi dari berbagai dimensi. Entah dari bagaimana proses penanamannya, sehingga ia dapat mengembangkan budidaya singkong yang lebih variatif dan memiliki nilai jual yang tinggi. Atau ia akan melihat singkong sebagai sebuah komoditi yang bisa dijadikan berbagai macam jenis makanan yang dapat dikemas sedemikian menarik sehingga juga bisa memiliki daya jual yang tinggi. Lebih dari itu, seseorang yang berpendidikan akan mampu berbagi berbagai pengalamannya melalui media tulisan yang dapat diakses oleh sebanyak mungkin manusia.
Jadi pendidikan sejatinya akan mengarahkan manusia untuk mengembangkan diri dengan apa yang ada di lingkungannya, sehingga mampu memberdayakan dan meningkatkan nilai lebih bagi pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Inilah makna penting dari pendidikan. Ia tidak hanya sekedar mengejar selembar ijazah yang dengannya seseorang akan dengan mudah diterima di sebuah tempat kerja yang membutuhkan persyaratan tersebut. Lebih dari itu, pengalaman yang didapatkan dari pendidikan akan mampu menjadikan seseorang memiliki kecakapan dalam mengelola diri dan lingkungannya agar semakin bermanfaat dan bernilai guna.
Suber gambar: ikadayk.blogspot.com