(late post, 9/10/2019)
Memperluas cakrawala dengan menghadirkan pemateri dari luar kampus merupakan satu langkah yang harus ditempuh prodi Sosiologi Agama. Selain sebagai penyegaran perspektif dalam kajian sosial keagamaan, juga sebagai ajang membangun relasi dengan pihak lain. Hal ini diupayakan semata untuk pengembangan dan kemajuan prodi Sosiologi Agama.
Studium Generale menjadi momentum untuk memfasilitasi harapan di atas. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 9 Oktober 2019 di Aula Lt. 3 FUDA. Kegiatan ini berbarengan dengan pelepasan peserta Praktikum PKSK tahun 2019.
Kegiatan studium generale ini menghadirkan ketua Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI), Dr. Moh. Soehada, M.A (UIN Yogyakarta) sebagai narasumber. Studium generale ini mengangkat tema “Sosiologi Agama dan Tantangan Modernisme”.
Tema tersebut berangkat dari satu kegelisahan bahwa modernisme dengan segala macam bentuknya tidak hanya memberi dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga sebaliknya. Hal ini berimbas juga pada prodi. Secara akademik, ada kesan bahwa Sosiologi Agama hanya menjadi bagian dari Sosiologi sebagai disiplin ilmu induk.
Asumsi demikian memang tidak salah, namun tidak juga sepenuhnya benar. Kesan sub keilmuan sosiologi agama, hanya akan menempatkan prodi ini sebagai anak semang yang tidak mampu keluar dari bayang-bayang sosiologi murni. Padahal kehadirannya sangat dibutuhkan di masyarakat sebagai ruang pembacaan realitas yang diadopsi dari berbagai perspektif keagamaan. Dalam hal ini Sosiologi Agama IAIN Kediri menjadikan Islam sebagai world view yang dapat dielaborasi dengan berbagai pendekatan yang sudah mapan dalam khazanah sosiologi murni.
Dalam pandangan narasumber, Sosiologi Agama memiliki kekayaan perspektif yang dapat digunakan dalam melihat agama dan masyarakat. Sehingga berbagai fenomena kontemporan yang berkait kelindan dengan persoalan agama menjadi kajian spesial yang dapat dilakukan oleh prodi ini. (ku)