Retorika dualitas hitam-putih, penindas-tertindas, gambaran yang men-generalisasikan dan merendahkan sekaligus menyiratkan posisi hierarkis yang memandang terhadap objek pandangannya, bukanlah barang baru dalam kesusastraan, seperti protes Buto Locaya dalam serat Babad Kedhiri tentang kesemena-menaan Sunan Bonang.
–M. Syahrul Ulum–