1,327 views

MEREKA YANG “MEMBUNUH” TUHAN (6)

Mubaidi Sulaiman*

Kematian Allah akan menjadi tanda terbitnya nihilisme  yang tidak bisa diatasi oleh manusia itu sendiri karena mengetahui bahwa sebenarnya nilai-nilai ketuhanan tersebut kosong (nihilis), maka manusia harus menaklukkan nihilisme tersebut dengan menguasai manusia atas manusia zaman lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang dengan konsep ubermensch atau manusia super yang melebihi manusia yang lain.

–Friedrich Nietzsche–

PARA PEMBUNUH TUHAN GENERASI PERTAMA: FRIEDRICH NIETZSCHE (6)

Friedrich Nietzsche (1844-1900) seorang filosof eksistensialisme modern pertama yang ateistis dan berpengaruh ke dalam pembentukan kesadaran masyarakat Eropa pada abad ke-20. Nietzsche lahir di kalangan keluarga sederhana, ayahnya seorang Pendeta Protestan dan mendidik Nietzsche dengan saleh. Nietzsche pada saat kuliah di Leipzig sangat terkenal dan bersinar dalam dunia seni klasik dan filologi, bahkan sebelum ia mendapatkan gelar sarjananya, ia sudah mendapat tawaran menjadi guru besar filologi di Basel pada tahun 1869 dan ia pun menerimanya.

Nietzsche sendiri sebagai orang yang sakit-sakitan sangat memiliki daya juang yang hebat dalam karirnya, walaupun pada akhirnya pada tahun 1879 ia terpaksa pensiun karena sakit-sakitan. Setelah itu Nietzsche tinggal di Swiss dan Italia dan pada tahun 1888 ia menjadi gila hingga pada akhir hayatnya pada tahun 1900.

Nietzsche sendiri dalam kehidupannya dibagi menjadi tiga tahapan, pertama kehidupannya dijiwai dengan lakon kesedihan dan tragedi Yunani oleh pesimis Schopenhauer dan oleh musik Richard Wagner. Kehidupan Nietzsche dipenuhi dengan pandangan pesimistis dan menganggap kesenian sebagai pelarian kenyataan kehidupannya. Kedua, kehidupan Nietzsche dipengaruhi oleh pandangan positivistis, ia menonjolkan semangat kritis dalam setiap kehidupannya dengan segala pengungkapan roh dianalisa. Ketiga, hidupnya dimulai dengan karyanya “Also Sprach Zarathusta” (demikianlah Zarathusta bicara) pada tahun 1883- 1885. Dalam karya inilah Nietzsche mengkritik agama dengan tegas dan jujur mengakui sikap atheismenya.

Nietzsche berpandangan bahwa Allah telah mati atau lebih tepatnya tidak pernah ada Allah di dunia ini. Karena Allah yang diyakini oleh manusia selama ribuan tahun lamanya sesungguhnya tidak pernah ada, yang ada Allah yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Allah ciptaan manusia itu sendirilah yang mengekang pikiran manusia dan kehidupan manusia, sehingga manusia tidak dapat mengungkapkan dirinya sendiri dan tidak mengetahui hukum-hukum moral yang pada hakikatnya yang ia miliki karena terselimuti kungkungan dogmatika agama.

Sebagai akibat dari pembunuhan Allah yang dilakukan oleh manusia pertama kali adalah deretan panjang pembongkaran, penghancuran, keruntuhan, penggulingan akan ada logika raksasa kekagetan, penggelapan, dan gerhana matahari. Kematian Allah akan menjadi tanda terbitnya nihilisme  yang tidak bisa diatasi oleh manusia itu sendiri karena mengetahui bahwa sebenarnya nilai-nilai ketuhanan tersebut kosong (nihilis), maka manusia harus menaklukkan nihilisme tersebut dengan menguasai manusia atas manusia zaman lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang dengan konsep ubermensch atau manusia super yang melebihi manusia yang lain.

Baca Juga: Suwung dalam Tradisi Spiritualitas Jawa

Pandangan Nietzsche sendiri tentang ubermensch lahir dari  obsesinya atas kekuasaan yang dimiliki oleh para kaum aristokrasi yang ia pandang sebagai suatu kekuasaan ideal dalam menciptakan kehidupan manusia dengan menonjolkan beberapa orang yang menonjol dan  unggul dibandingkan manusia awam yang dalam pandangan Nietzsche sebagai manusia ceroboh dan perusak.

Namun, sebenarnya kritik agama Nietzsche itu sendiri ditujukan kepada agama Kristen yang dianggapnya dari hasil karya metafisika Plato yang dalam pandangan Nietzsche dogmatika Kristen memutarbalikkan fakta karena Allah dalam pandangan Kristen adalah absurd dan paling rusak definisinya. Karena Allah dalam pandangan Kristen dipandang sebagai roh seperti filsafat Plato yang mana bersifat delusi (bertentangan dengan realitas). Menurut Nietzsche filsafat Plato sendiri pada dasarnya adalah pelarian Plato atas ketakutannya dari dunia nyata kepada dunia ide yang dianggapnya sebagai dunia nyata di balik dunia realitas. Aroma metafisika inilah yang ditentang oleh Nietzsche karena filsafat Plato mengabaikan  dunia empiris dan berbau teologis yang penuh dengan kebohongan, maka dari itu perlu sekali kebohongan tersebut dibongkar agar mengetahui kebenaran tentang dunia.

Untuk membongkar kebenaran tersebut maka diperlukannya atheism mutlak jujur yang menolak kepercayaan kepada Allah fiktif yang pada hakikat diciptakan manusia itu sendiri. Maka dari itu, Allah harus dibunuh atau lebih tepatnya Allah yang tidak pernah ada di dunia ini jangan dijadikan Tuhan kembali karena Allah yang diyakini oleh manusia tersebut memang benar-benar tidak ada.

Namun, pada hakikatnya dengan adanya peristiwa kematian Allah sebagai pengantar kepada gerbang kerajaan nihilisme yaitu sebuah zaman baru yang diperbudak nihilisme selama dua abad mendatang di mana seluruh manusia mengetahui bahwa kebohongan-kebohongan agama terbongkar dan manusia mulai sadar bahwa segala nilai-nilai yang ada di dunia ini manusia sendiri yang memberikannya, yang lebih berguna bagi kehidupan manusia dibandingkan yang diberikan nilai-nilai agama. Maka dari itu, Nietzsche dapat mengatakan bahwa nihilisme merupakan logika nilai-nilai dan cita-cita besar manusia karena manusia pada akhirnya bisa menciptakan nilai-nilainya sendiri tanpa takut akan hukuman Allah yang sebenarnya tidak ada.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Menurut Nietzsche jika Allah masih hidup maka manusia tidak akan pernah lepas dari keterasingannya yang direbut Allah setelah Allah diciptakan oleh manusia. Pernyataan ini secara tegas oleh Nietzsche karena baginya agama sebenarnya ciptaan dari sentimen manusia-manusia yang kalah dan tidak jujur dalam menghadapi dunia. Maka dari itu, Allah harus mati untuk menerbitkan nihilisme untuk membongkar kebohongan-kebohongan tersebut.


*Alumni IAIN Kediri Tahun 2013 dan Peneliti dalam Studi Islam

sumber gambar: brilio.net

(Visited 1 times, 1 visits today)