907 views

Peran Ganda Perempuan Dalam Perspektif Jamaah Wahidiyah

Seorang perempuan atau istri yang bekerja di luar rumah bisa disebut dengan perempuan berperan ganda, peran ganda merupakan perempuan yang mempunyai dua pekerjaan yang dilakukan dengan satu waktu yaitu bekerja di rumah dan di luar rumah.

Dalam kebudayaan kita dalam keluarga yang bertugas mencari nafkah atau bekerja adalah seorang suami atau ayah. Pada dasarnya dari zaman ke zaman kepala keluarga mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yaitu dengan cara bekerja. Tidaklah heran jika kepala rumah tangga banting tulang setiap hari selalu pulang larut malam itu dikarenakan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Seiring dengan perkembangan zaman peranan laki-laki yang bekerja sekarang sudah berubah yaitu sang istri atau perempuan ikut dalam bekerja.

Peran perempuan pada zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu di mana pada zaman dahulu perempuan hanya boleh bekerja di rumah saja, berbeda dengan zaman sekarang dengan adanya keberhasilan gerakan perempuan, perempuan dibolehkan bekerja di luar rumah dan sering terlibat dalam berbagai kegiatan. Hal ini sudah memperlihatkan bahwa peran perempuan tidak hanya di dalam rumah saja melainkan juga di luar rumah. Biasanya yang menjadi tulang punggung keluarga itu adalah suami tetapi dengan berkembangnya zaman, perempuan juga bekerja dan berperan untuk kebutuhan ekonomi keluarga. Pada saat ini perempuan tidak lagi berperan menjadi ibu rumah tangga saja tetapi sudah berperan di berbagai bidang. Alasan dari perempuan bekerja ini di luar rumah tidak asing lagi yaitu karena tuntunan kebutuhan hidup bagi keluarga. Meskipun seorang suami berkewajiban mencari nafkah, hal ini tidak menutup kemungkinan seorang istri untuk bekerja sebagai penambahan penghasilan keluarga tersebut.

Seorang perempuan atau istri yang bekerja di luar rumah bisa disebut dengan perempuan berperan ganda, peran ganda merupakan perempuan yang mempunyai dua pekerjaan yang dilakukan dengan satu waktu yaitu bekerja di rumah dan di luar rumah. Dalam pemenuhan kebutuhan keluarga yang sejahtera perempuan atau istri setiap hari harus berusaha supaya semua peran baik menjadi ibu rumah tangga dan juga mencari nafkah itu bisa berjalan dengan baik dan seimbang.

Di dalam tingkatan partisipasi angkatan kerja yang semakin meningkat, tidak hanya berpengaruh pada angkatan laki-laki saja, tetapi juga pada perempuan. Seiring dengan kemajuan modernisasi dan globalisasi di mana hal ini disebut juga dengan perubahan tuntutan peran pada perempuan. Perubahan ini tentu akhirnya membuat kesetaraan gender semakin terlihat. Perempuan mulai masuk ke ruang publik untuk berbagai macam alasan, entah sebagai keinginan dari dalam diri sendiri ataupun untuk sebuah keharusan yang membuat meninggalakan ruang domestik yang pada akhirnya tersebut sebagai kemajuan perempuan.

Sebuah pendidikan yaitu strategi yang tepat karena pendidikan merupakan bidang yang paling strategis dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang akan bisa mengubah sistem nilai budaya dalam masyarakat serta akan bisa memberikan kesempatan yang lebih bagi perempuan untuk percaya diri.

 Di dalam Jamaah Wahidiyah kesetaraan gender perempuan dan laki-laki dilakukan melalui tingkat pendidikan. Meski memang tidak memungkiri bahwa jumlah angka bekerja pada laki-laki tetaplah yang mendominasi, namun dengan selisih yang sedikit dapat tergambarkan bahwa jumlah angka bekerja perempuan juga mencerminkan angka yang lebih dari cukup menjelaskan partisipasi perempuan bekerja di publik.

Sebagaimana perempuan yang bekerja, maka tingkat partisipasinya di publik tidaklah mudah begitu saja. Selain karena didasari oleh berbagai alasan yang melatarbelakangi dirinya bekerja, juga dipengaruhi oleh suatu proses pengambilan keputusan dan pertimbangan untuk memasuki dunia kerjanya tersebut. Perempuan juga harus mempertimbangkan kembali akan pengasuhan anak-anaknya apabila dirinya yang berstatus sebagai ibu juga sebagai perempuan bekerja di luar rumah.

Para perempuan yang bekerja di Wahidiyah ini mampu berkedudukan sebagai kepala sekolah tingkatan TK, SD, SMP. SMA, dan Univertas sebagai jargon. Wahidiyah tingkatan seluruh Negara Indonesia yang sudah menjuru ke pelosok tanah air dan bahkan sampai keluar negeri. Di dalam itu semuanya pekerja seorang perempuan maupun laki-laki juga ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan muhajadah di Pondok Kedunglo itu sendiri.

Sholawat wahidiyah itu setiap hari dibaca atau yang baru mengamalkan selama 40 hari berturu-turut dalam waktu sekali duduk. Boleh waktu pagi, waktu sore, ataupun waktu malam hari. Dengan cara mereka belum mendapatkan membaca seluruhnya, boleh membaca bagian-bagian mana yang sudah didapatkan lebih dahulu misalnya membaca Fatihahnya saja, atau membaca kalimat nida “YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH” diulang berkali-kali selama kira-kira sama waktunya kalau mengamalkan seluruhnya (kurang lebih 30 menit) kalau itupun misalnya belum memungkinkan, boleh berdiam saja selama waktu itu. Dari Jamaah Wahidiyah itu sendiri bisa merasakan seolah-olah hati memusat dan segenap perhatian kehadirot Allah Tuhan Yang Maha Esa dan memulyakan rasa cinta semurni-murninya dan istihdlor kepada junjungan kita Kanjeng Nabi Muhammad SAW.  

Dari jamaah wahidiyah itu juga ikut mujahadah dan tidak hanya bekerja dan mengamalkan sholawat itu sendiri. Mujahadah yang dilakukan pada Jamaah Wahidiyah itu dengan macam-macam seperti mujahadah USBU’IYAH dilakukan seminggu sekali dilaksanakan sekampung atau desa dengan cara pengamalannya berjamaah Wahidiyah itu sendiri. Mujahadah SYAHRIYAH dilakukan satu bulan sekali dilakukan sekecamatan dengan cara pengamalannya berjamaah Wahidiyah itu sendiri. Mujahadah RUBU’USSANAH dilakukan tiga bulan sekali dilakukan sekabupaten atau kota dengan cara pengamalannya berjamaah Wahidiyah itu sendiri.  Mujahadah MISFUSANAH dilakukan enam bulan sekali dilakukan di Provinsi Jawa Timur dengan cara pengamalannya berjamaah Wahidiyah itu sendiri. Dan Mujahadah KUBRO dilakukan satu tahun dua kali dilakukan di Pusat Pondok kedonglo dan cara pengamalannya berjamaah Wahidiyah itu sendiri. Dan setiap perempuan berperan ganda itu tidak hanya bekerja di luar rumah dan di dalam rumah saja. Tetapi bisa ikut serta dalam Mujahadah- Mujahadah di dalam lingkungan itu sendiri.

sumber gambar: proaktif-online.blogspot.com

(Visited 1 times, 1 visits today)